Sahabat Berkebun mungkin sudah pada memahami dan mengetahuinya, sekedar mengingat dan menyimpan apa yang perlu saya tahu tentang pertumbuhan tanaman dimana pertumbuhan tanaman ternyata adalah proses biologis di mana tanaman mengalami peningkatan ukuran dan volume akibat pembelahan dan pembesaran sel. Pertumbuhan ini merupakan bagian dari perkembangan tanaman, yang mencakup juga diferensiasi sel dan pembentukan organ-organ baru.
Berikut penjelasan lebih lengkap tentang pertumbuhan tanaman:
1. Ciri-ciri Pertumbuhan
- Irreversibel: Tidak bisa kembali seperti semula (misalnya batang yang tumbuh panjang tidak bisa menjadi pendek lagi).
- Mengalami peningkatan ukuran: Bisa dilihat dari panjang akar, batang, jumlah daun, dan berat tanaman.
- Dapat diukur: Misalnya dengan alat seperti auksanometer untuk mengukur pertambahan panjang.
2. Fase Pertumbuhan Tanaman
- Perkecambahan (germinasi): Benih mulai tumbuh menjadi kecambah.
- Pertumbuhan primer: Pertumbuhan memanjang pada akar dan batang karena aktivitas meristem apikal (ujung).
- Pertumbuhan sekunder: Pertumbuhan membesar akibat aktivitas kambium, biasanya terjadi pada tumbuhan berkayu.
3. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
- Internal (dari dalam tanaman):
- Hormon tumbuhan seperti auksin, giberelin, sitokinin, asam absisat, dan etilen.
- Genetik (kode DNA yang mengatur karakteristik tumbuhan).
- Eksternal (lingkungan):
- Cahaya
- Suhu
- Air dan kelembaban
- Nutrisi/mineral
- pH tanah
4. Hormon Penting dalam Pertumbuhan
- Auksin: Merangsang pemanjangan sel.
- Giberelin: Memicu pertumbuhan batang dan pematahan dormansi biji.
- Sitokinin: Merangsang pembelahan sel.
- Etilen: Mempercepat pematangan buah.
- Asam absisat: Menghambat pertumbuhan dan menyebabkan dormansi.
5. Contoh Pertumbuhan Tanaman
- Tunas tumbuh memanjang ke arah cahaya (fototropisme).
- Akar tumbuh ke bawah mencari air (geotropisme).
- Batang membesar karena pertumbuhan sekunder pada pohon.
Faktor-Faktor yang Mengganggu, Menghambat, dan Merusak Tanaman:
1. Faktor yang Mengganggu Tanaman
Faktor ini belum tentu langsung merusak tanaman sahabat berkebun, tetapi dapat menyebabkan stres pada tanaman dan menurunkan kualitas pertumbuhan.
Contohnya:
- Persaingan gulma: Gulma bersaing dengan tanaman utama untuk air, cahaya, dan nutrisi.
- Gangguan binatang: Hewan liar seperti ayam, kambing, atau burung dapat merusak tanaman muda.
- Kondisi cuaca ekstrem: Angin kencang atau hujan deras dapat menyebabkan daun atau cabang patah.
- Polusi udara atau air: Asap, limbah cair, atau logam berat bisa mengganggu metabolisme tanaman.
2. Faktor yang Menghambat Pertumbuhan Tanaman
Faktor-faktor ini membuat tanaman tumbuh lebih lambat atau tidak optimal.
Contohnya:
- Kekurangan air (stres air): Menyebabkan tanaman layu dan mengurangi fotosintesis.
- Kekurangan unsur hara: Misalnya nitrogen, fosfor, atau kalium; menyebabkan daun menguning, pertumbuhan kerdil, atau buah kecil.
- pH tanah tidak sesuai: Tanah yang terlalu asam atau basa bisa mengganggu penyerapan nutrisi.
- Kurangnya cahaya: Tanaman tidak bisa berfotosintesis dengan baik.
- Suhu ekstrem: Terlalu panas atau dingin bisa menghentikan aktivitas enzim tanaman.
3. Faktor yang Merusak Tanaman
Faktor ini menyebabkan kerusakan fisik atau biologis pada tanaman, bahkan bisa menyebabkan kematian.
Contohnya:
- Hama tanaman: Serangga seperti ulat, kutu daun, belalang, wereng, dan penggerek batang merusak bagian tanaman secara langsung.
- Penyakit tanaman:
- Disebabkan oleh jamur (misalnya karat daun, busuk akar),
- Bakteri (misalnya bercak daun),
- Virus (misalnya mosaik),
- Nematoda (cacing parasit akar).
- Kerusakan mekanis: Karena terinjak, terbakar, atau terkena bahan kimia berbahaya.
- Banjir atau kekeringan ekstrem: Merusak jaringan tanaman atau bahkan mencabut tanaman dari akar.
Strategi Pencegahan dan Penanggulangan Perusak Tanaman
Menjaga dan mengatasi perusak tanaman sangat penting bagi kita sahabat berkebun karena untuk memastikan tanaman yang kita tanam di kita masing-masing tetap sehat dan produktif. Berikut adalah strategi pencegahan dan penanggulangan perusak tanaman, seperti hama, penyakit, dan gangguan lingkungan yang sahabat berkebun harus tahu dan ingat selalu:
1. Cara Menjaga Tanaman dari Perusak
a. Perawatan Tanaman yang Baik
- Penyiraman teratur sesuai kebutuhan tanaman.
- Pemupukan tepat waktu dengan dosis sesuai jenis tanaman.
- Penyiangan gulma secara berkala agar tidak bersaing dengan tanaman.
- Pemangkasan daun/batang mati agar tidak jadi tempat berkembangnya penyakit.
b. Pencegahan Hama dan Penyakit
- Rotasi tanaman (tidak menanam tanaman yang sama terus-menerus di lahan yang sama) untuk memutus siklus hama.
- Sanitasi lahan: Buang sisa tanaman sakit atau mati agar tidak menular.
- Pemilihan bibit unggul yang tahan terhadap penyakit.
- Penyemprotan pestisida nabati (alami) seperti air rebusan daun sirsak atau bawang putih sebagai pengusir serangga ringan.
c. Pengaturan Lingkungan
- Menjaga kelembaban dan drainase tanah agar tidak tergenang.
- Mengatur jarak tanam agar tidak terlalu rapat dan sirkulasi udara bagus.
2. Cara Mengatasi Perusak Tanaman
a. Hama (Serangga, Ulat, dll.)
- Secara mekanis: Tangkap dan buang hama secara manual.
- Secara biologis: Gunakan musuh alami, seperti:
- Laba-laba pemangsa kutu daun,
- Burung pemakan ulat.
- Secara kimia: Gunakan pestisida dengan bijak:
- Pilih pestisida sesuai jenis hama,
- Gunakan sesuai dosis dan waktu anjuran,
- Jangan terlalu sering agar hama tidak kebal.
b. Penyakit (Jamur, Bakteri, Virus)
- Fungisida untuk jamur (misalnya karat daun, embun tepung).
- Bakterisida untuk infeksi bakteri.
- Cabut dan musnahkan tanaman yang terinfeksi virus, karena belum ada obatnya.
- Pastikan alat berkebun steril agar tidak menyebarkan penyakit antar tanaman.
c. Hama besar (tikus, burung, dll.)
- Gunakan perangkap atau jaring.
- Buat penghalang fisik seperti pagar atau plastik pelindung.
- Bisa juga memakai repelan alami, seperti bau menyengat (misalnya serai atau tembakau).
3. Tips Tambahan
- Gunakan pestisida alami jika memungkinkan, agar lebih ramah lingkungan.
- Lakukan pengamatan rutin agar serangan bisa diketahui sejak dini.
- Gunakan aplikasi pertanian atau bantuan petugas PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) untuk diagnosis dan solusi lebih tepat.